Kamis, 10 November 2011

Bantahan Ahlussunnah terhadap Keyakinan Tasybih; bahwa Allah bertempat, duduk atau bersemayam di atas 'Arsy


Allah bertempat, duduk atau bersemayam di atas 'Arsy
11 .
Al Imam Abu Hanifah -semoga Allah meridlainya- berkata :
"Barangsiapa yang mengatakan saya tidak tahu apakah Allah berada di
langit ataukah berada di bumi maka dia telah kafir". (diriwayatkan oleh al
Maturidi dan lainnya).
Al Imam Syekh al 'Izz ibn 'Abd as-Salam asy-Syafi'i dalam
kitabnya "Hall ar-Rumuz" menjelaskan maksud Imam Abu Hanifah,
beliau mengatakan : "Karena perkataan ini memberikan persangkaan bahwa
Allah bertempat, dan barang siapa yang menyangka bahwa Allah bertempat
maka ia adalah musyabbih (orang yang menyerupakan Allah dengan
makhluk-Nya)". Demikian juga dijelaskan maksud Imam Abu Hanifah
ini oleh al Bayadli al Hanafi dalam Isyarat al Maram.
Al Imam al Hafizh Ibn al Jawzi (W. 597 H) mengatakan dalam
kitabnya Daf'u Syubah at-Tasybih :
Maknanya: "Sesungguhnya orang yang mensifati Allah dengan tempat
dan arah maka ia adalah Musyabbih (orang yang menyerupakan Allah
dengan Makhluk-Nya) dan Mujassim (orang yang meyakini bahwa
Allah adalah jisim: benda) yang tidak mengetahui sifat Allah".
Al Hafizh Ibnu Hajar al 'Asqalani (W. 852 H) dalam Fath al Bari
Syarh Shahih al Bukhari mengatakan :
"Sesungguhnya kaum Musyabbihah dan Mujassimah adalah mereka
yang mensifati Allah dengan tempat padahal Allah maha suci dari
tempat".
Di dalam kitab al Fatawa al Hindiyyah, cetakan Dar Shadir, jilid II,
h. 259 tertulis sebagai berikut: "Adalah kafir orang yang menetapkan
tempat bagi Allah ta'ala ".
Juga dalam kitab Kifayah al Akhyar karya al Imam Taqiyyuddin al
Hushni (W. 829 H), Jilid II, h. 202, Cetakan Dar al Fikr, tertulis
sebagai berikut : "... hanya saja an-Nawawi menyatakan dalam bab
Shifat ash-Shalat dari kitab Syarh al Muhadzdzab bahwa Mujassimah
adalah kafir, Saya (al Hushni) berkata: "Inilah kebenaran yang tidak
dibenarkan selainnya, karena tajsim (menyerupakan Allah dengan
makhluk-Nya dan meyakini bahwa Allah adalah jisim –benda-) jelas
menyalahi al Qur'an. Semoga Allah memerangi golongan Mujassimah
dan Mu'aththilah (golongan yang menafikan sifat-sifat Allah), alangkah
beraninya mereka menentang Allah yang berfirman tentang Dzat-Nya
(Q.S. asy-Syura : 11) :
Maknanya: “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-
Nya dan Dia disifati dengan sifat pendengaran dan penglihatan yang
tidak menyerupai pendengaran dan penglihatan makhluk-Nya”.
Ayat ini jelas membantah kedua golongan tersebut".
11 .
Al Imam Abu Hanifah -semoga Allah meridlainya- berkata :
"Barangsiapa yang mengatakan saya tidak tahu apakah Allah berada di
langit ataukah berada di bumi maka dia telah kafir". (diriwayatkan oleh al
Maturidi dan lainnya).
Al Imam Syekh al 'Izz ibn 'Abd as-Salam asy-Syafi'i dalam
kitabnya "Hall ar-Rumuz" menjelaskan maksud Imam Abu Hanifah,
beliau mengatakan : "Karena perkataan ini memberikan persangkaan bahwa
Allah bertempat, dan barang siapa yang menyangka bahwa Allah bertempat
maka ia adalah musyabbih (orang yang menyerupakan Allah dengan
makhluk-Nya)". Demikian juga dijelaskan maksud Imam Abu Hanifah
ini oleh al Bayadli al Hanafi dalam Isyarat al Maram.
Al Imam al Hafizh Ibn al Jawzi (W. 597 H) mengatakan dalam
kitabnya Daf'u Syubah at-Tasybih :
Maknanya: "Sesungguhnya orang yang mensifati Allah dengan tempat
dan arah maka ia adalah Musyabbih (orang yang menyerupakan Allah
dengan Makhluk-Nya) dan Mujassim (orang yang meyakini bahwa
Allah adalah jisim: benda) yang tidak mengetahui sifat Allah".
Al Hafizh Ibnu Hajar al 'Asqalani (W. 852 H) dalam Fath al Bari
Syarh Shahih al Bukhari mengatakan :
"Sesungguhnya kaum Musyabbihah dan Mujassimah adalah mereka
yang mensifati Allah dengan tempat padahal Allah maha suci dari
tempat".
Di dalam kitab al Fatawa al Hindiyyah, cetakan Dar Shadir, jilid II,
h. 259 tertulis sebagai berikut: "Adalah kafir orang yang menetapkan
tempat bagi Allah ta'ala ".
Juga dalam kitab Kifayah al Akhyar karya al Imam Taqiyyuddin al
Hushni (W. 829 H), Jilid II, h. 202, Cetakan Dar al Fikr, tertulis
sebagai berikut : "... hanya saja an-Nawawi menyatakan dalam bab
Shifat ash-Shalat dari kitab Syarh al Muhadzdzab bahwa Mujassimah
adalah kafir, Saya (al Hushni) berkata: "Inilah kebenaran yang tidak
dibenarkan selainnya, karena tajsim (menyerupakan Allah dengan
makhluk-Nya dan meyakini bahwa Allah adalah jisim –benda-) jelas
menyalahi al Qur'an. Semoga Allah memerangi golongan Mujassimah
dan Mu'aththilah (golongan yang menafikan sifat-sifat Allah), alangkah
beraninya mereka menentang Allah yang berfirman tentang Dzat-Nya
(Q.S. asy-Syura : 11) :
Maknanya: “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-
Nya dan Dia disifati dengan sifat pendengaran dan penglihatan yang
tidak menyerupai pendengaran dan penglihatan makhluk-Nya”.
Ayat ini jelas membantah kedua golongan tersebut".

1 komentar: