Kamis, 10 November 2011

A llah Maha suci dari Hadd

A llah Maha suci dari Hadd
8 .
Maknanya: Menurut ulama tauhid yang dimaksud al mahdud (sesuatu
yang berukuran) adalah segala sesuatu yang memiliki bentuk baik kecil
maupun besar. Sedangkan pengertian al hadd (batasan) menurut mereka
adalah bentuk baik kecil maupun besar. Adz-Dzarrah (sesuatu yang
terlihat dalam cahaya matahari yang masuk melalui jendela) mempunyai
ukuran demikian juga 'Arsy, cahaya, kegelapan dan angin masing-masing
mempunyai ukuran.
9 .
Al Imam Sayyidina Ali -semoga Allah meridlainya- berkata yang
maknanya: "Barang siapa beranggapan (berkeyakinan) bahwa Tuhan kita
berukuran maka ia tidak mengetahui Tuhan yang wajib disembah (belum
beriman kepada-Nya)" (diriwayatkan oleh Abu Nu'aym (W. 430 H)
dalam Hilyah al Auliya', juz I hal. 72).
Maksud perkataan sayyidina Ali tersebut adalah sesungguhnya
berkeyakinan bahwa Allah adalah benda yang kecil atau berkeyakinan
bahwa Dia memiliki bentuk yang meluas tidak berpenghabisan
merupakan kekufuran.
Semua bentuk baik Lathif maupun Katsif, kecil ataupun besar
memiliki tempat dan arah serta ukuran. Sedangkan Allah bukanlah
benda dan tidak disifati dengan sifat-sifat benda, karenanya ulama
Ahlussunnah Wal Jama'ah mengatakan: "Allah ada tanpa tempat
dan arah serta tidak mempunyai ukuran, besar maupun kecil".
Karena sesuatu yang memiliki tempat dan arah pastilah benda. Juga
tidak boleh dikatakan tentang Allah bahwa tidak ada yang mengetahui
tempat-Nya kecuali Dia. Adapun tentang benda Katsif bahwa ia
mempunyai tempat, hal ini jelas sekali. Dan mengenai benda lathif
bahwa ia mempunyai tempat, penjelasannya adalah bahwa ruang
kosong yang diisi oleh benda lathif, itu adalah tempatnya. Karena
definisi tempat adalah ruang kosong yang diisi oleh suatu benda.
10 .
Al Imam As-Sajjad Zayn al 'Abidin 'Ali ibn al Husain ibn 'Ali
ibn Abi Thalib (38 H-94 H) berkata : "Engkaulah Allah yang tidak
diliputi tempat", dan dia berkata: "Engkaulah Allah yang Maha suci dari
hadd (benda, bentuk, dan ukuran)", beliau juga berkata : "Maha suci
Engkau yang tidak bisa diraba maupun disentuh" yakni bahwa Allah tidak
menyentuh sesuatupun dari makhluk-Nya dan Dia tidak disentuh
oleh sesuatupun dari makhluk-Nya karena Allah bukan benda. Allah
Maha suci dari sifat berkumpul, menempel, berpisah dan tidak berlaku
jarak antara Allah dan makhluk-Nya karena Allah bukan benda dan
Allah ada tanpa arah. (Diriwayatkan oleh al Hafizh az-Zabidi dalam al
Ithaf dengan rangkaian sanad muttashil mutasalsil yang kesemua
perawinya adalah Ahl al Bayt; keturunan Rasulullah).
Hal ini juga sebagai bantahan terhadap orang yang berkeyakinan
Wahdatul Wujud dan Hulul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar